1. Defisiensi Ca (Kalsium)
Gejala :
a. Pertumbuhan terganggu
b. Kualitas tulang dan geligi tidak baik
c. Malformasi tulang, yaitu rakhitis
Manifestasi klinis berkaitan dengan kekurangan Ca, yaitu:
a. Rachitis, pada ternak muda, ciri:
1. Pembengkakan persendian tulang panjang
2. Tulang bengkok oleh beban tubuh dan aktivitas ternak
3. Cara ternak melangkah terganggu, dengan punggung melenkung ke atas
b. Osteomalasi, imbangan rachitis pada ternak dewasa
c. Osteoporosis, suatu keadaan tulang menjadi sangat kecil akibat resorbsi melebihi pembentukan tulang
d. Produksi air susu turun, kandungan air susu berubah hanya karena sedikit kurang kalsium dan produksinya berkurang bila kalsium tak terpenuhi.
e. Kekejangan
Pencegahan :
a. Pemberian sumber kalsium, berupa tetes atau molases, ampas jeruk , tepung ikan dan hasil ikutan ikan, tepung daging dan tepung tulang dan tepung susu dan hasil ikutan susu.
b. Pemberian bahan suplementasi : berupa kalsium glukonat, kalsium laktat, dikalsiumfosfat, dolomit, kapur dan kulit kerang.
Gejala :
a. Pertumbuhan terganggu
b. Kualitas tulang dan geligi tidak baik
c. Malformasi tulang, yaitu rakhitis
Manifestasi klinis berkaitan dengan kekurangan Ca, yaitu:
a. Rachitis, pada ternak muda, ciri:
1. Pembengkakan persendian tulang panjang
2. Tulang bengkok oleh beban tubuh dan aktivitas ternak
3. Cara ternak melangkah terganggu, dengan punggung melenkung ke atas
b. Osteomalasi, imbangan rachitis pada ternak dewasa
c. Osteoporosis, suatu keadaan tulang menjadi sangat kecil akibat resorbsi melebihi pembentukan tulang
d. Produksi air susu turun, kandungan air susu berubah hanya karena sedikit kurang kalsium dan produksinya berkurang bila kalsium tak terpenuhi.
e. Kekejangan
Pencegahan :
a. Pemberian sumber kalsium, berupa tetes atau molases, ampas jeruk , tepung ikan dan hasil ikutan ikan, tepung daging dan tepung tulang dan tepung susu dan hasil ikutan susu.
b. Pemberian bahan suplementasi : berupa kalsium glukonat, kalsium laktat, dikalsiumfosfat, dolomit, kapur dan kulit kerang.
2. Defisiensi P (Fosfor)
Gejala :
a. Nafsu makan turun
b. Otot lemah
c. Pica
d. Kalsium hilang
e. Demineralisasi tulang
f. Problem reproduksi
g. Pigmen darah berubah menjadi hitam dalam urin
Penyakit yang ditimbulkan :
a. Rachitis
b. Osteomalasia
c. Nutritional red water, ekskresi darah dalam urin
Pencegahan :
a. Pemberian pakan sumber fosfor, serealia, hasil ikutan penyulingan, bungkil kacang tanah, bungkil biji wijen, bungkil kedelai, dedak.
b. Pemberian bahan suplementasi : ammonium fosfat, tepung tulang, kalsium fosfat, dikalsium fosfat, monosodium fosfat.
3. Defisiensi K (Kalium)
Gejala :
a. Pertumbuhan lambat
b. Tungkai tidak tegap
c. Kelemahan otot
d. Pica
e. Diare
f. Perut menegang
g. Emasiasi (tonus hilang)
h. Hipertropi jantung dan ginjal
Pencegahan :
a. Pemberian molases gula bit, molases gula tebu, wortel, hijauan, hasil ikutan kedekai.
b. Pemberianbahan suplementasi : kalium chlorida, kalium glukonat, ragi.
4. Defisiensi Na (Natrium)
Gejala :
a. Nafsu makan hilang
b. Pertumbuhan lambat
c. Efisiensi penggunaan pakan rendah pada mas pertumbuhan
d. Fertilitas turun pada pejantan dan terlambat dewasa kelamin pada betina
e. Bobot badan pada babi dewasa rendah
Pencegahan :
a. Pemberian molases bit, ampas bit, moilases gula tebu, tepung ikan, hasil ikutan penyulingan alkohol.
b. Pemberian bahansuplementasi : kelp (rumput laut), monosodium glutamat, garam dapur.
5. Defisiensi S (Sulfur)
Gejala :
a. Pertumbuhan lambat
Pencegahan :
a. Pemberian pakan baeley (kecambah jelai), molases bit, dan molases gula tebu, tepung darah, tepung ikan, hasil ikutan unggas, bunkil kedelai
b. Pemberian bahan suplementasi : sulfur anorganik, ragi (torula, ragi untuk penyulingan alkohol)
6. Defisiensi Mg (Magnesium)
Penyakit yang dapat terjadi : Grass tetany
Gejala :
a. Otot pengkor
b. Pernanasan cepat
c. Temperatur tinggi
Pencegahan :
a. Pengobatan dapat dilakukan dengan suntikan magnesium intravenous untuk memancing ekskresi kalsium yang tinggi dalam urin.
b. Pemberian pakan molases, tetes, MBM, sisa ikutan pengalengan ikan, hasil ikutan penyulingan minuman
c. Pemberian bahan suplementasi : kelp, magnesium glukonat, magnesium oksida.
Gejala :
a. Pertumbuhan lambat
b. Tungkai tidak tegap
c. Kelemahan otot
d. Pica
e. Diare
f. Perut menegang
g. Emasiasi (tonus hilang)
h. Hipertropi jantung dan ginjal
Pencegahan :
a. Pemberian molases gula bit, molases gula tebu, wortel, hijauan, hasil ikutan kedekai.
b. Pemberianbahan suplementasi : kalium chlorida, kalium glukonat, ragi.
4. Defisiensi Na (Natrium)
Gejala :
a. Nafsu makan hilang
b. Pertumbuhan lambat
c. Efisiensi penggunaan pakan rendah pada mas pertumbuhan
d. Fertilitas turun pada pejantan dan terlambat dewasa kelamin pada betina
e. Bobot badan pada babi dewasa rendah
Pencegahan :
a. Pemberian molases bit, ampas bit, moilases gula tebu, tepung ikan, hasil ikutan penyulingan alkohol.
b. Pemberian bahansuplementasi : kelp (rumput laut), monosodium glutamat, garam dapur.
5. Defisiensi S (Sulfur)
Gejala :
a. Pertumbuhan lambat
Pencegahan :
a. Pemberian pakan baeley (kecambah jelai), molases bit, dan molases gula tebu, tepung darah, tepung ikan, hasil ikutan unggas, bunkil kedelai
b. Pemberian bahan suplementasi : sulfur anorganik, ragi (torula, ragi untuk penyulingan alkohol)
6. Defisiensi Mg (Magnesium)
Penyakit yang dapat terjadi : Grass tetany
Gejala :
a. Otot pengkor
b. Pernanasan cepat
c. Temperatur tinggi
Pencegahan :
a. Pengobatan dapat dilakukan dengan suntikan magnesium intravenous untuk memancing ekskresi kalsium yang tinggi dalam urin.
b. Pemberian pakan molases, tetes, MBM, sisa ikutan pengalengan ikan, hasil ikutan penyulingan minuman
c. Pemberian bahan suplementasi : kelp, magnesium glukonat, magnesium oksida.
No comments:
Post a Comment