Monday, March 7, 2011

Kelebihan Kortikosteroid


Pemaparan kortikosteroid yang berlebihan, apakah akibat kelebihan pembentukan kortikosteroid oleh kelenjar adrenal atau akibat pemberian kortikosteroid yang berlebihan oleh dokter, menyebabkan sindroma Cushing. Suatu kelainan pada kelenjar hipofisa (misalnya tumor) bisa menyebabkan pembentukan kortikotropin yang berlebihan (kortikotropin adalah hormon yang mengendalikan kelenjar adrenal). Karsinoma sel kecil di paru-paru dan tumor lainnya diluar kelenjar hipofisa juga bisa menghasilkan kortikotropin (keadaan ini disebut sindroma kortikotropin ektopik). Sindroma ini merupakan penyebab tersering dari fungsi korteks adrenal yang berlebihan.
Meskipun kadar kortikotropin rendah, kadang kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar kortikosteroid. Hal ini terjadi jika suatu tumor jinak (adenoma) telah tumbuh di dalam kelenjar adrenal. Kortikosteroid merubah jumlah dan penyebaran lemak tubuh, karena itu penderita sindroma Cushing biasanya memiliki wajah yang lebar dan bulat (moon face).
Lemak yang berlebihan ditemukan di seluruh batang tubuh dan terutama di puncak punggung (buffalo hump, punuk kerbau).  Jari-jari tangan, tangan dan kaki biasanya menjadi ramping. Otot kehilangan massanya, sehingga menjadi lemah.  Kulit menipis, mudah memar dan jika mengalami luka akan sukar sembuh. Diatas perut terbentuk goresan keunguan yang menyerupai tanda peregangan.  Lama-lama tingginya kadar kortikosteroid akan meningkatkan tekanan darah, melemahkan tulang (osteoporosis) dan mengurangi perlawanan terhadap infeksi.
Resiko terjadinya batu ginjal dan diabetes meningkat dan bisa terjadi perubahan mental (misalnya depresi dan halusinasi).  Penderita wanita biasanya memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Anak-anak mengalami pertumbuhan yang lambat dan tetap pendek.
Pada beberapa penderita, kelenjar adrenal juga menghasilkan sejumlah besar steroid androgenik, sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan rambut wajah dan tubuh, kebotakan dan peningkatan gairah seksual. 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan darah (untuk mengetahui kadar kortisol).  Dalam keadaan normal, pada pagi hari kadar kortisol adalah tinggi dan kemudian menurun. Pada sindroma Cushing, kadar kortisol pada pagi hari sangat tinggi dan sesudahnya tidak menurun.  Bisa juga dilakukan pengukuran kadar kortisol dalam air kemih.
Jika kadar kortisol tinggi, dilakukan tes penekanan deksametason. Deksametason mampu menekan kelenjar hipofisa sehingga mengurangi perangsangan kelenjar adrenal.
Dilakukan pemeriksaan kortisol pada air kemih. Lalu diberikan deksametason dan kadar kortisol dalam air kemih diukur kembali. Jika penyebabnya adalah perangsangan hipofisa, maka kadar kortisol akan menurun; jika penyebabnya adalah perangsangan diluar hipofisa atau suatu tumor adrenal, maka kadar kortisol tetap tinggi. 
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk memperkuat diagnosis adalah CT scan atau MRI kelenjar hipofisa dan kelenjar adrenal, serta rontgen dada atau CT scan paru-paru.Tumor hipofisa bisa diangkat atau dihancurkan melalui pembedahan atau terapi penyinaran.  Adenoma kelenjar adrenal seringkali dapat diangkat melalui pembedahan. Jika pengobatan ini tidak efektif atau jika terdapat tumor, maka kedua kelenjar adrenal harus diangkat.  Jika kedua kelenjar adrenal atau sebagian dari kelenjar adrenal diangkat, maka penderita harus mengkonsumsi kortikosteroid sepanjang hidupnya.  5-10% penderita yang kedua kelenjar adrenalnya telah diangkat mengalami sindroma Nelson. Kelenjar hipofisa membesar dan menghasilkan sejumlah besar kortikotropin serta hormon lainnya (misalnya melanocyte-stimulating hormone yang akan mempergelap warna kulit). Jika diperlukan, sindroma Nelson bisa diobati dengan terapi penyinaran atau pengangkatan kelenjar hipofisa.

No comments:

Post a Comment