Secara anatomi, testis pada anjing berbentuk bulat sampai oval dan berada di dalam srotum dengan bagian aksis memanjang kea rah dorso-caudal. Epididimis pada tesis anjing relative besar dan melekat kuat kearah dorso-lateral. Testis tertutupi oleh tunika vaginalis visceralis dan tunika albiginea yang merupakan kapsula fibrosa putih yang tebal bergabung dengan mediastinum testis, jaringan konektif korda dengan lebar 0.2 cm yang terus berlanjut memanjang melalui pusat testis. Dalam pembagian lobules, testikel mengandung tubulus seminiferus yang merupakan saluran membelit yang berisi sel-sel spermatogenik dan sel-sel sertoli yang secara berurutan memproduksi dan member makan spermatozoa. Spermatozoa keluar dari tubulus seminiferus melalui tubulus yang lurus ke rete testis di mediastinum testis kemudian kedalam duktus epididimis. Disela-sela sepanjang interstitium ada sel-sel interstitial atau sel leydig yang bertanggung jawab untuk produksi testosterone.
Pembuluh darah utama yang mensuplai testis adalah arteri testikularis dan vena testikularis yang membentuk pleksus pampiniformis. Inervasi melalui pleksus testikularis dari system syaraf simpatik. Sel-sel germinal testis terus mengalami pembelahan sel dan membentuk spermatozoa baru sepanjang kehidupan reproduksi hewan jantan.
Ukuran testis bervariasi tergantung pada berat badan anjing. Ada korelasi positif antara berat badan dengan berat testikuler, volume testikuler, berat total epididimal dan total lebar scrotal pada anjing jantan normal. Ukuran tesis anjing berkisar antara panjang, lebar dan tebal adalah 3x2x1.5 cm. Turunnya testikel ke dalam skrotum terjadi agak awal, kebanyakan anak anjing lahir dengan testis berada dalam skrotum. Turunnya testis berhubungan dengan pertumbuhan gubernakulum yang terjadi sampai hari ke 5 sesudah kelahiran. Testis keluar melalui saluran inguinal ke dalam kantong scrotal. Regresi gubernakulum dihubungkan dengan hilangnya mukopolisakarida dan konsekuensinya penurunan substansi interseluler. Sisa gubernakulum tetap sebagai ligament dari ekor epididimis yang mlekatkan ekor epididimis ke faskia spermatika dan skrotum.
Rata-rata saluran inguinal pada anjing tetap terbuka sampai mereka mencapai umur 6 bulan. Hal ini akan memudahkan gerakan bebas dari proksimal testis ke skotum sampai penutupan saliran inguinal lengkap. Proses spermatogenesis dan sekresi hormonal saling berhubungan dan terjadi di daerah yang berbeda di dalam testis. Hal ini disebut kompartemen fungsional.
Testis terdiri dari tiga kompartemen fumgsional yaitu:
1. Komparteme interstisial.
Pada kompartemen ini mengandung pembuluh-pembuluh darah, sel-sel leydig dan jaringan penyokong yang berfungsi untuk mensuplai tubulus seminiferus dengan hormone dan nutrisi.
2. Kompartemen basal.
Kompartemen ini mengandung spermatogonia dan sel-sel sertoli.
3. Kompartemen adluminal.
Kompartemen ini mengandung perkembangan spermatozoa.
Kompartemen basal dan adluminal berada dalam tubulus seminiferus dimana terjadi proses spermatogenesis. Bagian basal mengandung spermatogonia pembelahan dengan mitosis, sementara bagian adluminal mengandung spermatosit primer melalui meiosis, menghasilkan spermatosit sekunder dan spermatid. Kompartemen basal dan adluminal dipisahkan oleh batas sel-sel sertoli yang membentuk persimpangan yang kompleks yang berfungsi untuk pembatas antara darah dan testis.
Testis mempunyai dua fungsi utama, yaitu spermatogenesis dan produksi dan sekresi hormone. Sekresi hormone terjadi dalam kompatemen jaringan interstitial testis yang terdiri dari sel-sel leydig yang secara berdekatan berhubungan dengan pembuluh darah dan limfatik. Sel-sel leydig adalah salah satunya sel-sel testicular dengan reseptor untuk LH. LH akan berikatan dengan reseptor pada sel-sel leydig dan akan merespon dan mensintesa beberapa steroid termasuk testosterone. Testosterone diperlukan untuk perkembangan karakteristik sekunder, tingkah laku normal, fungsi glandula assesoris, roduksi spermatozoa dan penjagaan system duktus hewan jantan. Testosterone berperan dalam mekanisme umpan balik (feed back) pada pituitary mengontrol sekresi gonadotropin LH dan FSH. Pembentukan androgen-binding protein dalam sel-sel sertoli distimulasi oleh FSH. Pengikatan Testosteron ke protein akan menjaga konsentrasi intratestiler testosterone yang diperlukan untuk spermatogenesis.
No comments:
Post a Comment