Saturday, March 12, 2011

HAEMONCHUS


MORFOLOGI :   Cacing  Haemonchus contortus merupakan cacing lambung yang besar, sehingga disebut juga cacing ” Barberpole” , cacing lambung berpilin atau cacing kawat pada ruminansia. Cacing H. contortus berpredeleksi didalam abomasum kambing, sapi, kambing dan ruminansia lain.
            Cacing jantan panjangnya 10-20 mm diameter 400 mikron, berwarna merah terang serta memiliki spikula dan bursa. Bursanya ditemukan di bagian posterior tubuh tersusun oleh dua lobus lateral yang simetris dan satu lobus dorsal yang tidak simetris, sehingga membentuk percabangan seperti huruf  Y dan berwarna mengkilat.
            Cacing betina mempunyai ukuran lebih panjang dari cacing jantan yaitu 18-30 mm dengan diameter 500 mikron, nampak adanya anyaman-anyaman yang membentuk spiral antara organ genital (Ovarium) yang berwarna putih dengan usus yang berwarna merah karena penuh berisi darah, sehingga akan nampak berwarna merah puti secara berselang seling. Mempunyai  ” Flaf anterior” yang menutupi permukaan vulva yang umumnya besar dan menonjol. Cacing betina dewasa mampu bertelur sebanyak 5.000 – 10.000 butir setiap hari.  Telur berbentuk lonjong dan berukuran 70-85 X 41 –48 mikron yang pada saat keluar bersama tinja, perkembangan telur telah mengalami stadium morula (didalam telur telah mengandung 16-32 sel).

SIKLUS HIDUP
            Telur cacing dikeluarkan bersama faeses dari hewan penderita ke alam bebas, setelah 24 jam pada lingkungan yang mendukung (suhu dan kelembaban) akan segera menetas dan terbebaslah larva stadium I. Pada kondisi yang tetap mendukung larva I akan ekdisis menjadi larva II, kemudian akan menjadi larva III yang infektif.  Larva III akan merayap keatas daun atau rumput-rumputan serta dapat bertahan hidup untuk beberapa minggu – bulan jika kondisi tetap menunjang.
            Jika larva infektif dimakan hospes definitif melalui rumput yang tercemar, maka selanjutnya menyilih menjadi larva IV dan menempel pada mukosa abomasum untuk menghisap darah.  Larva IV akan mengalami penyilihan yang terakhir menjadi cacing muda yang berpredeleksi didalam abomasum serta menghisap darah. Cacing betina sudah dapat bertelur dalam waktu 18 – 21 hari setelah infeksi.
Spesies lain :
1.      H. placei , berpredeksi didalam lambung sapi, tetapi juga menginfeksi domba dan ruminansia lain. Morfologi sangat mirip dengan H. contortus hanya spikulum cacing jantan lebih panjang dengan kait-kait terminal panjang juga, sedang cuping vulva cacing betina bentuknya mengecil seperti bintil.
2.      H. similis, menginfeksi lambung sapi dan kadang-kadang domba.

No comments:

Post a Comment