Sunday, March 20, 2011

PROSES PEMBUATAN SEMEN BEKU


Proses pembuatan semen beku meliputi : pemeriksaan semen segar, pengenceran, printing straw, filling & sealing serta freezing.

1.         Pemeriksaan semen segar
Setelah semen ditampung secepatnya di bawa ke laboratorium untuk diperiksa kualitas maupun kuantitasnya. Setiap semen yang diperiksa  harus dicatat pada buku pemeriksaan dan ditentukan apakah semen tersebut dapat memenuhi syarat atau tidak untuk diproses menjadi semen beku. Pemeriksaan yang dilakukan adalah secara makroskopis dan mikroskopis. Standar gerakan massa yang dapat diproses adalah 2+ ke atas (skala 0-3+).
Konsentrasi sperma dihitung dengan menggunakan alat spektrofotometer.
2.         Penyiapan Bahan Pengencer
Bahan pengencer disiapkan sehari sebelum digunakan diantaranya  pengencer sitrat, air kelapa, tris, dll. Setiap bahan pengencer harus          
mampu melindungi sperma pada saat pendinginan dan selama glyserolisasi serta mampu mempertahankan  daya hidup sperma.



Syarat bahan pengencer :
1.            Murah, sederhana dan praktis dibuat
2.            Harus mengandung unsur-unsur yang hampir sama sifat fisik dan kimiawinya dengan semen dan tidak boleh mengandung zat toksik atau zat racun baik terhadap sperma maupun alat reproduksi betina.
Sedangkan fungsinya adalah :
1.         Menyediakan zat makanan sebagai sumber energi bagi permatozoa;
2.         Melindungi sperma terhadap cold shock;
3.         Menyediakan suatu penyanggah untuk mencegah perubahan pH;
4.         Mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit yang sesuai;
5.         Mencegah pertumbuhan kuman;
6          Memperbanyak volume semen.
            Di BIB Tuah Sakato sampai dengan saat ini masih menggunakan egg yolk tris (kuning telur).
Cara membuat bahan pengencer :
v  Lakukan desinfeksi pada tempat/meja dan jari-jari tangan dengan menggunakan alcohol 70%.
v  Gunakan peralatan yang telah disterilisasi.
v  Persiapan pada bahan baku :
a.    Cek bahan-bahan yang  akan digunakan dan letakkan diatas meja.  Jangan letakkan bahan-bahan yang tidak akan diapakai diatas meja.
b.    Timbang bahan-bahan dengan tepat.
c.    Jangan lakukan penimbangan bahan-bahan sekaligus.
d.    Lakukan pencampuran dengan cepat, pencampuran yang lambat  dapat dapat menimbulkan reaksi kimia  yang tidak diinginkan.

v  Persiapan telur
a.    Telur tidak dapat disterilisasi.
b.    Gunakan telur yang masih segar
c.    Cuci telur lalu lakukan desinfeksi dengan menggunakan alcohol 70%
d.    Telur disimpan sebentar dalam lemari es dapat  mepermudah pemisahan kuning telur dan putih telur.
e.    Masukkan kuning telur ke dalam larutan yang sudah dipanaskan pada saat larutan bersuhu kurang dari 40ºC.
v  Penyimpanan
a.    Volume larutan yang besar memerlukan antibiotic yang lebih banyak.
b.    Pindahkan larutan ke dalam tabung ukur.
c.    Simpan larutan didalam lemari es  pada suhu 4-5 ºC, tutup tabung dengan alumunium foil.
d.    Larutan yang sudah disimpan didalam lemari es selama sehari akan memebentuk endapan (sendimen).
e.    Supernatan yang dihasilkan, digunakan sebagai larutan pengencer A.
f.     Endapan yang dihasilkan dari larutan yang disimpan semala 3 hari akan menjadi lebih padat sehingga supernatant akan lebih mudah diambil.
g.    Supernatan yang sudah diambil (larutan pengencer A) dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.


v  Pembuatan pengencer B
a.    Pengencer B adalah pengencer A yang sudah ditambah dengan 13% gliserin.
b.    Buat pengencer B sehari sebelum digunakan (agar gliserin benar-benar terlarut dalam larutan A).
c.    Beri tanda masing-masing tabung berisi pengencer A dan B.

No comments:

Post a Comment