Friday, April 1, 2011

Enterobacter sakazakii dan Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC)


Enterobacter sakazakii adalah bakteri gram negatif berbentuk batang dan terdapat pada saluran pencernaan dan pada lingkungan. Bakteri ini termasuk dalam family Enterobacteriaceae. Pada awalnya bakteri ini di identifikasi sebagai enterobacter cloacae, karena memproduksi pigment kuning berdasarkan karakteristik morfologi. Pada tahun 1980 farmer etal menamakan tipe bakteri ini adalah enterobacter sakazakii.
Bakteri ini menginfeksi pada manusia dan bakteri ini menunjukan resiko yang tinggi pada infeksi bayi (bayi yang lahir premature dan dengan berat badan yang kurang dari normal) dan menyebabkan abses otak, necrotizing enterocolitis dan sepsis. Pada kasus yang berat bakteri ini menyebabkan hidrocepalus dan meningitis dengan tingkat kematian yang tinggi kira-kira 40-50%, disertai kerusakan yang parah pada saraf. 
Tahun 1958 adalah tahun dilaporkannya kasus pertama mengenai keterlibatan E. sakazakii sebagai penyebab meningitis pada bayi baru lahir. Sejak saat itu terdapat 70 kasus serupa lainnya yang juga dilaporkan. Namun tampaknya tidak semua negara melaporkan kasus infeksi E. sakazakii diwilayahnya.
Neonatal necrotizing enterocolitis (NEC) ditandai dengan nekrosis usus dan intestinalis pneumatosis, adalah penyakit gastrointestinal sering menyerang bayi baru lahir. Penyakit ini memiliki angka kejadian antara 2 sampai 5% pada bayi prematur. Tingkat kejadian meningkat menjadi 13% pada bayi dengan berat, 1.500 g saat lahir. NEC masih memiliki tingkat kematian 10 sampai 55% (26). Triad dari iskemia usus bayi, kolonisasi mikroba dari usus, dan substrat kelebihan protein dalam lumen usus yang berkaitan dengan pemberian susu formula oral tampaknya menjadi sebab dalam patogenesis NEC.
Peran susu formula bubuk dalam pengembangan NEC tidak boleh dianggap remeh. Susu formula tidak hanya dapat menyajikan sebagai substrat yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, tetapi juga sebagai sumber patogen, Wabah NEC terkait dengan susu formula yang terkontaminasi mungkin diabaikan karena  jika isolasi mikroorganisme patogen ini sering tidak menimbulkan kecurigaan langsung sebagai E. sakazakii. Berdasarkan penelitian  NEC 10 kali lebih banyak menyerang  pada bayi yang diberi susu formula daripada yang diberi ASI. Sampai saat ini penelitian telah menjelaskan adanya imunoglobulin pelindung (imunoglobulin J) dalam ASI. ASI kurang sering terkontaminasi dengan patogen yang dapat menyebabkan NEC. Dalam sebuah studi tentang bakteriologi preantibiotic di 125 neonatus dengan NEC, Enterobacter spp. adalah organisme yang paling umum, terisolasi di 29% dari pasien. Di sisi lain Muytjens et al. memeriksa jumlah total 141 formula bubuk yang berbeda diperoleh di 35 negara terdapat Enterobacteriaceae. Anggota dari genus Enterobacter paling sering diisolasi: E. agglomerans dikultur dari 35 formula (25%), E. cloacae dikultur dari 30 formula (21%), dan E. sakazakii dikultur dari 20 formula (14%) dari 141 formula diperiksa. Tindakan higienis yang ketat harus diambil dalam penyajian susu formula. Penggunaan microwave untuk menghangatkan susu lebih baik karena sifat bakterisidanya.
Penggunaan susu formula cair steril dapat menjadi solusi untuk masalah ini, menghindari kontaminan bubuk intrinsik dan potensi kontaminasi ekstrinsik pada saat rehidrasi. Namun, susu formula cair umumnya lebih mahal dan memerlukan fasilitas penyimpanan dan transportasi yang lebih besar. Selain itu, jumlah yang lebih rendah dan konsentrasi yang berbeda digunakan dalam perawatan bayi sesuai dengan kebutuhan gizi khusus. Oleh karena itu, solusi ini secara komersial tidak layak untuk sebagian besar produsen susu formula, walaupun mungkin bisa menyelamatkan kehidupan anak-anak itu.

No comments:

Post a Comment