Saturday, April 2, 2011

Penentuan Kadar Protein SUSU


5.1     Prinsip
Dengan proses netralisasi dan penambahan asam oksalat jenuh, maka penambahan formalin dapat menyebabkan terbentuknya gugusan dimetinol. Sehingga gugusan amino sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi gugusan karboksil (asam) dengan NaOH (basa), sehingga jumlah NaOH yang dipakai setara dengan persentase protein susu.

5.2     Secara Analitik


5.2.1 Alat dan Bahan
Erlenmeyer 100 ml; gelas piala; pipet 1 ml, 5 ml dan 25 ml; buret; Akuades; Larutan K2C2O7.H2O; Larutan phenolphthalein 2%; NaOH 0,1 N; Sampel susu dan Larutan formalin 35%.

5.2.2 Cara Kerja            
a. 25 ml susu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml kemudian tambahkan   0,25 ml larutan phenolphthalein 2% dan 1 ml larutan K2C2O7.H2O. Diamkan larutan selama 2-3 menit.
b. Titrasi larutan dengan NaOH 0,1 N hingga terlihat warna standar (merah jambu) yang tetap.
a.    Setelah terlihat warna standar pada larutan, tambahkan kedalamnya  5 ml larutan  formalin dan lanjutkan titrasi menggunakan NaOH 0,1 N hingga terlihat kembali warna standar yang tetap. Catat sebagai titrasi kedua (V1)
b.   Buatlah titrasi blanko sebagai berikut : masukkan 25 ml akuades ke dalam erlenmeyer 100 ml kemudian tambahkan 0,25 ml larutan phenolphthalein 2% dan 1 ml larutan  K2C2O7.H2O serta dan 5ml larutan  formalin. Selanjutnya titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N. Catat sebagai titrasi blanko (V2)
c.    Perhitungan kadar protein (%) :
 Titrasi terkoreksi (titrasi formol) adalah titrasi kedua (jumlah NaOH yang dipakai pada titrasi kedua) dikurangi titrasi blanko (jumlah NaOH yang dipakai pada titrasi blanko). Untuk mengetahui persentase protein harus dilakukan percobaan serupa menggunakan larutan yang sudah diketahui kadar proteinnya.

Kadar protein (%) =  Titrasi formol x faktor
                                      = (V1-V2) x 1,83
Untuk kadar protein susu digunakan faktor : 1,83
       Faktor protein susu = 1,83
       Faktor  kasein         = 1,63

No comments:

Post a Comment