Friday, March 11, 2011

Prosedur kerja di RPH


1.        Proses karangtina
Dalam proses karangtina sebaiknya ternak tidak diberi makan atau dipuasakan sehingga nanti pada saat penyembelihan kondisi ternak lemah dan memudahkan didalam proses penyembelihan. Selain itu pemuasaan ternak selama proses karangtina juga dimaksutkan agar pada saat proses eviserasi kotoran  yang dihasilkan tidak banyak sehingga dapat menghindari terjadinya kontaminasi kotoran ke karkas yang dihasilkan
 2.      Pengeluaran darah
Pada saat prose pengeluaran darah seharusnya tidak dilakukan di lantai karena darah nantinya akan tersebar di lantai dan dapat dijadikan media perkembangan mikroorganisme yang nantinya dapat mengkontaminasi karkas yang dihasilkan
 3.      Proses pengkulitan
Pada saat proses pengkulitan ternak tidak digantung ironisnya pengkulitan dilakukan di lantai. Kita tahu bahwa di lantai terdapat berbagai macam mikroorganisme yang dapat mencemari karkas yang dihasilkan sehingga apabila karkas/daging tersebut dikonsumsi oleh konsumen dapat memicu timbulnya Food borne disease

4.      Proses eviserasi
Proses eviserasi dilakukan di tempat yang sangat dekat dengan tempat penampungan kotoran sehingga organ visera yang merupakan produk samping karkas yang akan dijual ke konsumen akan terkontaminasi mikroorganisme pathogen dan dapat memicu food born disease apabila produk tersebut dikonsumsi oleh konsumen
 5.      Pemeriksaan limpoglandula
Pemeriksaan limpoglandula yang dimaksutka untuk mengetahui tingkat kesehatan ternak sudah dilakukan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) yang berlaku
6.      Pemeriksaan rongga dada (paru-paru, hati dan jantung)
 Pemeriksaan rongga dada yang dimaksutkan untuk mengetahui tingkat kesehatan ternak sudah dilakukan sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur) yang berlaku. Pada pemeriksaan tersebut ditemuka parasit Fasciola hepatica yang terdapat di hati
7.      Pembersihan isi perut
Pembersihan isi perut dilakukan dilantai sehingga kotoran yang berada di dalam isi perut tersebut dapat emncemari produk karkas selain itu organ GI Trax yang nantinya akan dijual ke konsumen dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme yang terdapat di lantai tersebut.
8.      Pembersihan rumen
Pembersihaan rumen dilakukan di tempat penampungan kotoran sehingga rumen yang akan dijuak ke konsumen dapat tercemar oleh mikroorganisme yang terdapat di tempat penampungan kptoran tersebut
Pada proses pembersihan isi rumen ditemukan parasit parapistomum pada vili rumen
9.     Pencucian hasil sampingan karkas (organ viscera, kulit, dan organ GI Trax)
Pencucian tidak dilakukan dengan menggunakan air yang mengalir sehingga air tersebut dapat dijadikan media untuk pertumbuhan bakteri dan dapat mengkontaminasi hasil sampingan karkas yang akan dicuci selanjutnya

No comments:

Post a Comment