Antigen (Ag) adalah substansi pada tubuh inang dapat mendorong pembentukan antibodi. Pada umumnya antigen adalah protein, tetapi ada pula yang tersusun dari polisakarida/polipeptida (Jawetz et al. dalam Yulianingsih 1997). Salmonella memiliki 3 macam antigen, yaitu Ag simatik (O), Ag flagell (H) yang berbeda satu/dua fase dan Ag kapsul (Vi). Ag O dan Ag H adalah antigen utama Salmonella. Bakteri Salmonella membentuk Ag (O) dan AG (H) yang termostabil. Antigen (O) kodenya angka Romawi (I, II dsb). Antigen yang dihubungkan dengan sifat virulensi S. typhi diberi kode Vi, antigen ini tidak tahan panas. Identifikasi Salmonella dilakukan dengan uji sitrat, biokimia dan analisis antigenik (Buxton dan Frasel dalam Yulianingsih 1997).
Antigen O merupakan bagian di struktur pembentuk dinding sel bakteri. Sifat Ag ini ditentukan oleh lipopolisakarida yang tahan panas (100 °C), alkohol dan asam (Lay dan Hastowo, 1992; Jawetz et al. dalam Yulianingsih, 1997). Sebagian besar Salmonella spp. memiliki lebih dari satu Ag (O) (Buxton dan Fraser dalam Yulianingsih 1997). Antigen (O) ini ditulis dengan angka dimulai dari angka 1-65, contohnya S. enteritidis 1, 9, 12, yang artinya mempunyai Ag(O) : 1, 9, 12 (Holt 1979). Antigen (H) terdiri dari protein yang disebut flagellia (Buxton dan Fraser dalam Yulianingsih 1997). Antigen ini bersifat termolabil (Jawetz et al. dalam Yulianingsih 1997). Antigen menjadi tidak aktif pada suhu diatas 60 °C atau dalam suasana asam. Antigen (H) terdiri dari 2 fase yaitu tipe 25 monofase (kode huruf kecil:a, b dsb) dan tipe difase (kode angka Arab: 1, 2 dsb). Antigen (H) dibagi kedalam dua fase yaitu fase spesifik (fase 1) dan fase group (fase 2). Antigen fase 1 ditulis dengan huruf kecil (a, b, c, dst) dan untuk selanjutnya ditulis dengan huruf Z dan angka (1, 2, 3, dst). Variasi Ag ini digunakan sebagai dasar untuk membedakan serotipe dalam masing-masing group, contohnya S. paratyphi B mempunyai Ag (H): b: 1, 2 (Buxton dan Fraser dalam Yulianingsih 1997).
Antigen (Vi) berasal dari kata “virulance”, berhubungan dengan virulensi bakteri (Volk dan Whecler 1990). Antigen (Vi) merupakan polisakarida yang terdapat pada permukaan sel bakteri. Antigen (Vi) dapat hancur pada inkubasi suhu 60 °C selama 1 jam, pada kondisi asam atau di dalam phenol (Volk dan Whecler 1990).
Jenis antigen lain pada Salmonella adalah S (Smooth), R (Rough), M (Mucoid) dan K (Kapsular). Identifikasi berdasarkan serotipe ini disusun dalam suatu bagan yang disebut “KAUPMAN – WHITE SCHEMA” (Dirjen Peternakan 1982).
Struktur Antigen Salmonella spp. (Holt, 1979) Group | Spesies | Ag O | Ag H (flagella | |||
Fase 1 | Fase 2 | |||||
A | S. paratyphi A | 1, 2, 12 | a | - | ||
B | S. paratyhphi B S. typhimurium S. derby | 1, 4, 5, 12 1, 5, 6, 12 4, 12 | b l f, g | 1, 2 1, 2, 3 - | ||
C | S. paratyphi C S. oramenburg S. Newport | 6, 7 6, 7 6, 7 | c m, t e, h | 1, 5 - 1, 2, 3 | ||
D | S. typhi S. enteritidis S. Dublin | 9, 12 1, 9, 12 1, 9, 12 | d g, m g, p | - - - | ||
E | S. landon S. anatum | 3, 10 3, 10 | l, v e, h | 1, 6 1, 6 | ||
Strain bakteri Salmonella, S. enteritidis dan S. typhimurium merupakan penyebab salmonellosis yang paling sering dilaporkan. Di Amerika Serikat sekitar 50% kejadian salmonellosis pada manusia disebabkan oleh S. enteritidis, S. typhimurium dan S. heidelberg (Pasual et al. 1999). S. enteritidis biasanya mengkontaminasi telur yang dihasilkan oleh induk yang terinfeksi bakteri tersebut dan menjadi sumber penularan. Penularan S. enteritidis pada telur terjadi secara vertikal dan horizontal (Miyamoto et al. 1998). Penularan vertikal terjadi akibat kuning telur atau albumin tertular oleh bakteri tersebut yang terjadi didalam organ reproduksi induk yang terinfeksi. Sedangkan penularan horizontal terjadi akibat penetrasi S. enteritidis pada kerabang telur (Gast 1997).
terimakasih nih pembahasannya...
ReplyDeletehttp://tokoonlineobat.com/obat-demam-tifoid-alami/